Perjalanan Memilih Dokter Kandungan

Setiap orang pasti punya preferensi masing-masing untuk memeriksakan kandungannya, entah di klinik, puskesmas, atau rumah sakit. Begitu juga dengan pemilihan healthcare professional, mau bidan atau dokter kandungan, menurut saya juga itu pilihan masing-masing. Sekarang saya mau berbagi sedikit tentang perjalanan saya mencari dan menemukan dokter kandungan, siapa tau bisa jadi referensi juga untuk ibu-ibu di luar sana 🙂

Waktu tahu pertama kali hamil, hal pertama yang saya cari bukan dokternya, malah rumah sakitnya. Yang jelas saya maunya rumah sakit yang dekat apartemen saya waktu itu. Kemudian dapatlah saya RS MRCCC Siloam Semanggi, yang cuma 5 menit naik mobil dari apartemen. Setelah saya research dari forum ibu-ibu, dapatlah saya seorang dokter yang katanya recommended di sana: dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin.

Kalau saya jujur nggak pernah ada masalah atau nggak nyaman dengan dokter kandungan laki-laki, jadi waktu itu langsung pikir panjang saya periksa ke beliau. Tapi balik lagi, tergantung preferensi masing-masing orang yaa buibu.

Dokter Dara ini masih muda banget dan (uhuk) ganteng. Tapi terlepas dari kegantengannya, saya nyaman banget sama dr. Dara karena beliau sangat enak diajak konsultasi. Nggak pernah buru-buru menyudahi pemeriksaan. Beliau juga selalu menjawab pertanyaan saya yang mungkin terdengar bodoh haha, tapi selalu beliau tanggapi dengan serius. Bahkan kalau saya udah selesai, beliau malah nanya balik ke saya, “Ada lagi nggak yang mau ditanyain?”

Waktu saya ngeflek di trimester pertama, itu adalah masa-masa stressful dalam kehamilan saya. Dan dr. Dara selalu ngasih saya support, kayak cerita pengalaman pribadinya, sampai nanggepin Whatsapp saya tengah malem gara-gara panik. Pokoknya terbaique, deh!

Pas saya pindah lagi ke Bogor, otomatis saya harus ganti dokter dan say goodbye sama dr. Dara. Hiksss. Di Bogor saya periksa ke dr. Farchan Djoenoed di RS Bogor Medical Center atas rekomendasi ipar saya. Beliau udah cukup senior dan baik banget juga. Sampai saya melahirkan, saya tetap bertahan dengan dr. Farchan karena orangnya superkalem, superbaik, dan supersabar. Mungkin karena jam terbang udah tinggi ya. Doi sabar banget menghadapi kondisi kehamilan saya yang bikin pusing, yang sampai akhirnya beliau memutuskan untuk melakukan SC di 36 minggu karena saya pendarahan karena placenta previa.

Intinya sih masalah kecocokan dan preferensi masing-masing orang. Tapi mungkin tips yang bisa saya kasih adalah:

  • Sekarang saya bisa bilang: mau pro-lahiran vaginal atau caesar, sama aja! Dokter pasti punya pertimbangan kapan bisa lahiran vaginal atau caesar. Kalau mau maksa lahiran vaginal, padahal kondisi kehamilannya ada komplikasi, ya sama aja cari penyakit. Intinya, mau bagaimanapun cara melahirkannya, dokter maupun bidan pasti maunya cuma satu hal kok: ibu dan bayinya selamat 🙂
  • Cari dokter yang bisa diajak konsultasi dan bisa memberikan informasi sebanyak mungkin. Kalau saya jujur orangnya takutan, apa-apa harus konsultasi dokter, sampai ke jenis makanan dan skincare pun saya tanya apa yang boleh dan nggak. Maklum, newbie haha. Jadi jangan ragu untuk tanya ke dokter kalau ada keragu-raguan ya.
  • Biasanya poin kedua terkait dengan banyaknya pasien yang ditangani sama dokter. Kalau pasiennya ngantri panjang, biasanya si dokter juga suka buru-buru selesain pemeriksaan. Nah, kalau saya sih biasanya cari jam-jam yang jarang orang kontrol, misalnya pas weekday siang.

Sekian dulu curhatan bumil kali ini, mudah-mudahan bisa jadi referensi bagi yang lagi mencari dokter kandungan di wilayah Jakarta/Bogor. Alhamdulillah si jabang bayik sekarang udah 19 minggu 🙂

Post updated: 22 November 2018

Featured image from here.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s