Menjelajah Kuliner Makassar Part II

Hola! Greetings from Makassar.

Ini hari ketiga saya di Makassar untuk bekerja. Ya, kedua kalinya saya mengunjungi kota Makassar adalah bukan untuk jalan-jalan (lagi), melainkan untuk penelitian. Saya datang ke sini bersama bosku yang merupakan seorang senior researcher untuk menjadi asistennya selama di sini.

Kami datang ke Makassar hari Minggu tanggal 15 Februari. Pagi-pagi waktu kami berangkat, cuaca lagi kurang bagus hari itu karena hujan dari pagi. Hati saya sudah deg-degan karena takut turbulence selama penerbangan, takeoff-nya juga nggak mulus dan bikin jantungan. Tapi Alhamdulillah, ternyata di atas awan cerah dan penerbangan mulus dan kamipun selamat sentosa sampai di Bandara Sultan Hasanuddin. Bagi saya, Makassar adalah surga makanan enak. Walaupun sudah pernah nyoba, tetep saja saya ingin icip-icip lagi. Berikut adalah makanan yang sudah saya coba selama 3 hari di sini.

Pisang Epe

Pisang Epe memang kuliner terkenal khas Makassar. Makanan ini adalah pisang yang dipipihkan dan dibakar, kemudian disajikan dengan saus dari gula merah, bisa variasi pakai duren, kelapa, cokelat, dan keju. Penjajak pisang epe banyak berada di sepanjang trotoar seberang Pantai Losari. Kalau cuaca cerah, sore hingga malam adalah waktu yang tepat untuk menikmati pisang epe karena bisa langsung menikmati hiruk-pikuk kota Makassar dengan langit terbuka.

Terus, ada satu kejutan lagi, bahwa saya bertemu Mahrita, teman dari kuliah, di sini! Saya dan dia beda kantor sekarang dan kebetulannya lagi sama-sama ditugasin di Makassar, dan berangkat di hari yang sama pula. Akhirnya janjianlah kami di Pantai Losari.

Di post tahun 2013 lalu, saya sudah pernah ngepos bahwa saya pernah ke Makassar sama teman-teman. Nah, waktu itu saya nginap di rumahnya Fitria di sini, tapi sekarang Fit-nya kerja di Jakarta dan dia pun banyak rekomendasiin kami tempat-tempat makan oke. Hari itu, saya dan Riri bertemu temannya Fit yang bersedia menemani kami cari makan. Dan sampailah kami di Sop Konro Karebosi.

Saya sebenarnya sudah makan saat itu, jadi cuma ikut nyicip doang. And Makassar’s food never tastes wrong. This was definitely good.

Nah, saya penasaran banget pengin nyobain semua makanan khas Makassar. Makanya kemarin waktu di hotel, saya cobain satu-satu kue khas Makassar, namanya Barongko, Putu Pesse, dan Cucuru Bayao. Saya kurang tahu Cucuru Bayao itu terbuat dari apa, sementara Putu Pesse terbuat dari kelapa, dan dua-duanya supermanis (I only survived until the second bite).  Dan Barongko terbuat dari pisang dan teksturnya mirip-mirip pepes. Nggak terlalu manis dan enak!

Jajanan Makassar

Dan kalau yang ini pasti sudah kenal dong, yaitu Bubur Manado. Bukan khas Makassar sih, tapi berhubung sehari-hari saya kenalnya hanya bubur ayam, Bubur Manado ini such a heaven. Buburnya lebih kental dengan campuran jagung dan sayur.

Bubur Manado

Kemudian saya juga kemarin sempat makan siang di RM Ulu Juku di Jalan Racing Center (nama sebelumnya, nama sekarangnya saya lupa). Saya sebenarnya kurang paham ulu juku itu artinya apa, mungkin semacam kepala ikan ya? Karena ketika saya datang, yang disuguhkan adalah kepala ikan yang digulai.

Rasanya tentu enak banget. Kuah dan bumbunya benar-benar kaya rasa. Urap yang disajikan di sini juga enak banget. Konon katanya dekat situ ada industri pengalengan ikan tuna, dan bagian kepala ikan-ikan itu di-supply ke rumah makan ini. Entah benar atau enggak ya. Sayangnya, saya nggak sempat ambil foto karena sudah terlalu lapar 😦

2 thoughts on “Menjelajah Kuliner Makassar Part II

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s